Peran Geologi dalam Pertambangan
Dalam
 industri pertambangan, seseorang yang berprofesi sebagai ahli geologi 
adalah yang bertugas untuk mencari, menghitung nilai ekonomis cadangan 
bahan – bahan galian atas dasar data – data geologi yang dikumpulkannya 
baik data permukaan bumi maupun bawah permukaan bumi. Data – data 
geologi ini adalah data dasar yang sangat penting selain untuk mencari 
dan menghitung cadangan, juga sangat penting dalam perencanaan tambang 
itu sendiri. 
Setelah
 bahan galian ditemukan dan bernilai ekonomis, barulah bahan galian itu 
dibongkar, dimuat dan diangkut. Inilah profesi tambang – ilmu tambang 
yang sebenarnya. Jadi jelaslah bahwa profesi geologi adalah tenaga 
eksplorasi sedangkan profesi tambang – ilmu tambang sebagai tenaga 
eksploitasi.
Suatu
 data geologi berisi data – data penting dan dapat diterjemahkan ke 
dalam informasi yang dapat digunakan langsung untuk memecahkan persoalan
 eksplorasi bahan galian, persoalan lingkungan maupun persoalan 
keteknisan lainnya. Keadaan geologilah yang menentukan tingkat kesuburan
 tanah untuk pertanian, banyaknya air yang bisa tersedia bagi kehidupan 
sehari – hari, banyaknya minyak bumi, batubara dan energi lainnya, 
banyaknya bahan galian / mineral untuk industri, bahan bangunan untuk 
konstruksi dan juga ada tidaknya letusan gunung api, gerakan tanah, 
longsor dan bencana alam lainnya yang mengancam keselamatan manusia.
Pentahapan Dalam Perencanaan Kegiatan Eksplorasi
1. Tahap Eksplorasi Pendahuluan
Menurut White (1997), dalam tahap eksplorasi pendahuluan ini tingkat ketelitian yang diperlukan masih kecil sehingga peta-peta
 yang digunakan dalam eksplorasi pendahuluan juga berskala kecil 1 : 
50.000 sampai 1 : 25.000. Adapun langkah-langkah yang dilakukan pada 
tahap ini adalah :
 
a.    Studi Literatur
Dalam
 tahap ini, sebelum memilih lokasi-lokasi eksplorasi dilakukan studi 
terhadap data dan peta-peta yang sudah ada (dari survei-survei 
terdahulu), catatan-catatan lama, laporan-laporan temuan dll, lalu 
dipilih daerah yang akan disurvei. Setelah pemilihan lokasi ditentukan 
langkah berikutnya, studi faktor-faktorgeologi regional
 dan provinsi metalografi dari peta geologi regional sangat penting 
untuk memilih daerah eksplorasi, karena pembentukan endapan bahan galian
 dipengaruhi dan tergantung pada proses-proses geologi yang pernah 
terjadi, dan tanda-tandanya dapat dilihat di lapangan.
 
b.     Survei Dan Pemetaan
Jika
 peta dasar (peta topografi) dari daerah eksplorasi sudah tersedia, maka
 survei dan pemetaan singkapan (outcrop) atau gejala geologi lainnya 
sudah dapat dimulai (peta topografi skala 1 : 50.000 atau 1 : 25.000). 
Tetapi jika belum ada, maka perlu dilakukan pemetaan topografi lebih 
dahulu. Kalau di daerah tersebut sudah ada peta geologi, maka hal ini 
sangat menguntungkan, karena survei bisa langsung ditujukan untuk 
mencari tanda-tanda endapan yang dicari (singkapan), melengkapi peta 
geologi dan mengambil conto dari singkapan-singkapan yang penting.
Selain singkapan-singkapan batuan pembawa bahan galian atau batubara (sasaran
 langsung), yang perlu juga diperhatikan adalah perubahan/batas batuan, 
orientasi lapisan batuan sedimen (jurus dan kemiringan), orientasi sesar
 dan tanda-tanda lainnya. Hal-hal penting tersebut harus diplot pada 
peta dasar dengan bantuan alat-alat seperti kompas geologi, 
inklinometer, altimeter, serta tanda-tanda alami seperti bukit, lembah, 
belokan sungai, jalan, kampung, dll. Dengan demikian peta geologi dapat 
dilengkapi atau dibuat baru (peta singkapan).
 
Tanda-tanda
 yang sudah diplot pada peta tersebut kemudian digabungkan dan dibuat 
penampang tegak atau model penyebarannya (model geologi). Dengan model 
geologi hepatitik tersebut kemudian dirancang pengambilan conto dengan 
cara acak, pembuatan sumur uji (test pit), pembuatan paritan 
(trenching), dan jika diperlukan dilakukan pemboran. Lokasi-lokasi 
tersebut kemudian harus diplot dengan tepat di peta (dengan bantuan alat
 ukur, teodolit, BTM, dll.).
Dari
 kegiatan ini akan dihasilkan model geologi, model penyebaran endapan, 
gambaran mengenai cadangan geologi, kadar awal, dll. dipakai untuk 
menetapkan apakah daerah survei yang bersangkutan memberikan harapan 
baik (prospek) atau tidak. Kalau daerah tersebut mempunyai prospek yang 
baik maka dapat diteruskan dengan tahap eksplorasi selanjutnya.
2.  Tahap Eksplorasi Detail
Setelah
 tahapan eksplorasi pendahuluan diketahui bahwa cadangan yang ada 
mempunyai prospek yang baik, maka diteruskan dengan tahap eksplorasi 
detail (White, 1997). Kegiatan utama dalam tahap ini adalah sampling 
dengan jarak yang lebih dekat (rapat), yaitu dengan memperbanyak sumur 
uji atau lubang bor untuk mendapatkan data yang lebih teliti mengenai 
penyebaran dan ketebalan cadangan (volume cadangan), penyebaran 
kadar/kualitas secara mendatar maupun tegak. Dari
 sampling yang rapat tersebut dihasilkan cadangan terhitung dengan 
klasifikasi terukur, dengan kesalahan yang kecil (<20%), sehingga 
dengan demikian perencanaan tambang yang dibuat menjadi lebih teliti dan
 resiko dapat dihindarkan.
Pengetahuan
 atau data yang lebih akurat mengenai kedalaman, ketebalan, kemiringan, 
dan penyebaran cadangan secara 3-Dimensi (panjang-lebar-tebal) serta 
data mengenai kekuatan batuan sampling, kondisi air tanah, dan 
penyebaran struktur (kalau ada) akan sangat memudahkan perencanaan 
kemajuan tambang, lebar/ukuran bahwa bukaan atau kemiringan lereng 
tambang. Juga penting untuk merencanakan produksi bulanan/tahunan dan 
pemilihan peralatan tambang maupun prioritas bantu lainnya.
3. Studi Kelayakan
Pada
 tahap ini dibuat rencana peoduksi, rencana kemajuan tambang, metode 
penambangan, perencanaan peralatan dan rencana investasi tambang. Dengan
 melakukan analisis ekonomi berdasarkan model, biaya produksi penjualan 
dan pemasaran maka dapatlah diketahui apakah cadangan bahan galian yang 
bersangkutan dapat ditambang dengan menguntungkan atau tidak.
4. Tahapan eksplorasi tambang
Eksplorasi
 adalah prospek seharusnya dilakuakan secara berurutan disesuaikan 
dengan tingkatan perolehan data yang terdefinisi dan kegiatan tersebut 
sebaiknya melibatkan tim gabungan yang terdiri dari geologist dan 
explorer, mining enginering, chemist (untuk preparasi contoh).
Standar kegiatan eksplorasi diklasifikasikan dalamtingkatan sebagai berikut:
a.    Tingkatan pra-eksplorasi
Secara
 umum keadaan lapisan batubara/mineral pada areal prospek sudah 
terindikasi dari hasil penelitian dengan memasukkan beberapa asumsi yang
 layak seperti jumlah dan total ke dalam pemboran, kualitas dan potensi 
secara komersial dari lapisan – lapisan batubara/mineral pada daerah 
prospek tersebut. metodelogi dan perollehan data pda tingkat ini yaitu 
peta geologi dan laporan.
·         peta topografi skala besar(land-subdivision)
·         serial foto satelitgeofisika udara
·         pemboran minyak dan laporan metoda geofisika (bila ada)
·         peta penerusan outcrop batubara
·         analisa kimia contoh batuan dari outcrop
b.    Eksplorasi tingkat 1 (regional assesment)
Pada
 tingkat eksplorasi ini perolehan data menunjukan gambaran yang lebih 
jelas mengenai geologi daerah prospek. penyebaran batubara dan kualitas 
batubara serta ketebalan batubara yang akan ditambang (coal mining 
section). metodologi dan perolehan data pada tingkat ini :
·         pemetaan geologi regional sampai semi detail
·         geofisika permukaan (suvei seismik refleksi)
·         struktur areal foto
·         photo geology dan imegery technique
·         pemboran dengan jarak titik bor ≥ 500 m core dan noncore
·         geofisika well logging
·         analisa kimia contoh batubara dari pemboran dan outcrop
Eksplorasi
 tingkat 1 ini dinyatakan cukup bila lapisa batubara dan kulaitasnya 
secara skala potensi ekonomi telah dapat didefinisika, keputusan untuk 
ketingkat 2bila memungkinkan peroleha data lebih lanjut untuk keperluan 
penambangan atau menghentika kegiatan (termination)
c.    Eksplorasi tingkat 3 (mine planning)
Penetapan
 pada eksplorasi tiingkat ini adalah untuk mendapatkan informasi ekstra 
mengenai data geologi yang diperlukan untuk penggambaran secara detil 
rencana penambangan prepasasi desain tambang dan spesifikasi kualitas 
pasar.Metode tahap eksplorasi ini adalah:
·         pemboran
 dengan jarak lebih detail menelusuri arah perlapisan batubara dengan 
pola grid pemboran tertentu disesuaikan dengan kondisi dari hasil 
eksplorasi tahap sebelumnya 
·         sifat
 fisik batuan penutup (OB) seperti rippability, mechanical strength, 
friability, blasting characteristics, cutting haracteristic dan 
karakteristik kesatabilan lereng. 
·         kondisi
 air permukaan dan bawah permukaan (surface & groumd water) misalnya
 breakdown in water, permeability, water inflow dll 
·         penetapan lokasi areal tambang (detail desin tambang) denga spesifikasi kualitas batubara aterteentu 
·         perhitungan ongkos penambangan secar detail
d.    Eksplorasi tingkat 4 (bulk sampling/or trial mining)
Tahap
 eksplorasi tinggkat 4 adalah tahap untuk lebih meyakinkan dalam operasi
 penmabangan khususnya sebagai penambangan percobaan (trial minig) 
dimana sejumlah batubara digunakan untuk tes pembakaran atau tes 
kelayakan kualitas dalam pemakaian baik untuk power station atau untuk 
pabrik semen. tambang percobaan ditetatkan pada areal tertentu yang akan
 memberikan indikasi kualitas baubara yang dapat mewakili blok-blok 
areal yang akan ditambang pada konsesi tersebut. Kegiatan pada tahapan 
ini :
·       pemboran antara (infill drilling)
·       penmabngan skala kecil
·       melakuakn tes pembakaran
·       detil rencana penambangan
·       analisa ongkos produksi dan estimasi harga jual batubara
A.   MANFAAT
Sasaran
 lokasi kegiatan penyelidikan adalah daerah penambangan bersekala 
kecil/tambang rakyat yang akan melakukan, sedang maupun yang telah 
selesai  melakukan penambangan bahan galian. Obyek penyelidikan utama 
akan dilakukan pada daerah penambangan yang sedang atau memiliki 
permasalahan lingkungan geofisik crusial. Sedangkan untuk lokasi yang 
akan melakukan penambangan diharapkan dapat memberikan arahan atau 
masukan maupun informasi cara penambangan yang baik dengan mengindahkan 
faktor dampak lingkungan yang mungkin timbul.
Informasi
 tersebut diataranya ialah geologi teknik, hidrogeologi untuk menunjang 
batas vertikal dan batas lateral bukaan tambang, stabilitas dinding 
bukaan tambang, daya dukung tanah dan batuan terhadap beban bangunan 
fasilitas (infrastrukture), geologi lingkungan daerah penyelidikan, yang
 merupakan kompilasi dari informasi-informasi geologi teknik dan 
hidrogeologi/hidrologi, serta prakiraan dampak yang mungkin timbul 
akibat aktivitas penambangan.
B.   TAHAP PENYELIDIKAN
1)    PERSIAPAN
Tahap
 pekerjaan ini merupakan tahap pra-kegiatan, diantaranya melakukan 
inventarisasi data sekunder, yaitu pengumpulan data sekunder dan studi 
leteratur. Meliputi: 
-       laporan-laporan  terdahulu yang ada
-       interpretasi foto udara
-       peta-peta :
·         Peta topografi sekala 1:50.000 dan 1:10.000 (perbesaran)
·         Peta geologi teknik daerah penyelidikan
·         Persiapan peta dasar skala 1 : 50.000 dan sekala 1 : 10.000 
-       informasi penambangan
-       rencana tata ruang
-       kependudukan dan data statistik lainnya 
-       persiapan alat, administrasi, perizinan survei, penyusunan tenaga ahli. 
-       pengumpulan data sekunder, mobilisasi peralatan dan personil. 
-       Data tentang kegempaan sekitar daerah penyelidikan 
-       Data tentang kondisi iklim dan curah hujan 
-       Data penggunaan lahan daerah penelitian. 
          
C.     PEKERJAAN LAPANGAN
Pekerjaan lapangan yang dilaksanakan meliputi:
Peninjauan (orientasi) kondisi umum daerah      penyelidikan
 
Pemetaan morfologi dan kemiringan lereng
 
Pemetaan sebaran tanah dan batuan beserta fisik      dan keteknikannya
 
Pengamatan kemungkinan bahaya yang disebabkan      oleh proses geologi, seperti banjir, erosi, longsoran.
 
Pengamatan titik minatan air tanah (mata air) dan      permukaan (sungai, genangan).
 
Pengambilan contoh air sebanyak >6 labu.
 
Pengambilan
 contoh tanah tidak terganggu dari      tanah bawah permukaan untuk 
mengetahui sifat fisik dan keteknikan sebanyak      10 contoh.
 
Pengumpulan data primer
 
Studi
 evaluasi geologi lingkungan pada tahap operasi      pelaksanaan 
penambangan bahan galian yang akan dilaksanakan meliputi      
penyelidikan
 
1.    Aspek Hidrogeologi
Pengumpulan
 data aspek hidrogeologi meliputi data primer dan data sekunder. 
Pengamatan dilakukan langsung di daerah tapak kegiatan dan lokasi 
sekitarnya yang diperkirakan terkena dampak kegiatan penambangan bahan 
galian. Data primer diperoleh dengan cara melakukan: 
-       pendugaan geolistrik 
-       mengukur kedalaman muka air tanah 
-       mengukur dan memetakan mata air mengidentifikasi jenis litologi akuifer 
-       mengidentifikasi potensi/produktifitas akuifer 
-       mengukur kedalaman akuifer serta penyebarannya
-       pengujian akuifer (pumping test)
-       menentukan letak sumur pantau air tanah 
-       membuat sumur pantau air tanah 
-       menganalisis kimia dan fisika untuk kualitas air tanah dan permukaan 
-       menentukan daerah resapan (imbuh) air tanah 
2.    Aspek Geologi Teknik
Pengumpulan
 data aspek geologi teknik meliputi data primer dan data sekunder. 
Pengamatan dilakukan langsung di daerah tapak kegiatan dan lokasi 
sekitarnya yang diperkirakan terkena dampak kegiatan penambangan bahan 
galian. Data primer diperoleh dengan cara melakukan :
pengambilan contoh tanah
 
pemboran tangan
 
pengujian sumur (test pit)
 
mengamati geomorfologi dan perubahannya
 
mengamati sifat fisik dan keteknikan tanah dan      batuan
 
mengukur ketebalan overburden
 
mengamati kendala beraspek geologi (gerakan      tanah, erosi, lempung mengembang, dan sedimentasi)
 
3.    Aspek Geologi Lingkungan
Pengumpulan
 data aspek geologi lingkungan meliputi data primer dan data sekunder. 
Pengamatan dilakukan langsung di daerah tapak kegiatan dan lokasi 
sekitarnya yang diperkirakan terkena dampak kegiatan penambangan bahan 
galian. Data primer diperoleh dengan cara melakukan :
mengidentifikasi tipe, jenis racun dan volume limbah serta tata letak      bangunan limbah B3
 
pengamatan lokasi pembuangan limbah
 
pengamatan kuantitas dan kualitas pucuk tanah      (top soil)
 
mengidentifikasi lokasi penyimpanan dan rencana      penanaman kembali (revegetasi)
 
pengamatan lintasan transportasi
 
mengidentifikasi tata ruang dan pengembangan wilayah      setempat.
 
4.    Aspek Tambang
Data
 yang dikumpulkan meliputi aspek penambangan yang secara langsung dapat 
menimbulkan dampak terhadap lingkungan geofisik pada wilayah penambangan
 bahan galian dan sekitarnya meliputi: 
-       memperkirakan dan mengamati potensi tambang 
-       mengamati seluruh kegiatan penambangan pada areal penambangan 
-       mengamati teknik penambangan yang sedang berjalan 
5.      Aspek Ruang dan Lahan
Pengumpulan
 data akan dilakukan melalui istansi terkait seperti Bappeda, BPN dan 
instansi mulai tingkat Kabupaten dan Propinsi. Data yang dikumpulkan 
meliputi rencana tata ruang wilayah Kabupaten, Propinsi, luas dan 
penyebaran penggunaan lahan. Untuk melakukan regionalisasi daerah 
dilakukan dengan analisis peta.
a.  KUANTITAS PEKERJAAN LAPANGAN
Kegitan
 survei lapangan dilaksanakan mulai dari….sampai……, meliputi pengumpulan
 data primer dari aspek geologi lingkungan, geologi teknik, 
hidrogeologi, dan perencanaan tata ruang. Survei lapangan yang berupa 
kegiatan fisik terdiri dari: 
-       luas daerah yang dikaji 
-       pengamatan dan updating kondisi geologi setempat seluas 
-       pengamatan dan pengukuran kondisi hidrogeologi seluas 
-       pengamatan dan pengukuran aktifitas penambangan 
-       pengamatan tata guna lahan seluas 
-       pemboran dengan kedalaman 30 – 40 m, total kedalaman 150m. 
-       pembuatan sumur pantau 2.titik 
-       pemboran tangan 50 titik 
-       pengambilan contoh tanah/ batuan berjumlah 30 buah 
-       pengambilan contoh air tanah dangkal dan permukaan 25 buah 
-       pendugaan geolistrik sebanyak 50 titik 
          
b.    ANALISIS LABORATORIUM
-> Analisis
 laboratorium terdiri dari analisis laboratorium mekanika tanah sebanyak
 10 contoh tidak terganggu dan laboratorium pengujian air sebanyak 6 
contoh.
Pengujian tanah dan batuan (Metode ASTM)
·         sifat
 indeks tanah meliputi: berat isi tanah, kadar air, berat jenis, 
batas-batas atterberg, analisa ukuran butir, porositas, dan derajat 
kejenuhan.
·         pengujian
 kuat geser tanah dengan metoda “direct shear” untuk material yang 
berukuran kasar atau metoda  “triaxial (uu)” (tidak terkonsolidasi dan 
tidak terdrainase) untuk material tanah halus.
·         sifat
 indeks tanah yang terdiri dari analisa berat isi tanah, kadar air, 
berat jenis, batas-batas Atterberg, ukuran butir, porositas, dan derajat
 kejenuhan.
·         sifat mekanik tanah yang perlu diuji adalah kuat tekan tanah.
Pengujian kualitas air (acuan :No.416/MENKES/PER/IX/1990)
-> pengujian sifat fisika air,  meliputi
 kekeruhan, warna, bau, rasa, daya hantar listrik, zat padat terlarut, 
kimia air, pH, Kalsium, kesadahan, Magnesium, dll.
c.    PERALATAN
Secara umum peralatan lapangan dan laboratorium yang digunakan: 
o    Peralatan untuk administrasi
komputer, printer, digitizer, scanner, photo copy, set plotter. 
o    Peralatan Pemetaan
GPS, Kompas Geologi (Shunto), Palu Geologi, Peta-peta Geologi/dasar, Peta topografi, alat tulis, kendaraan roda empat, kamera. 
o    Peralatan pemboran dan geofisik.
Bor teknik lengkap dengan peralatan SPT, singgle core barrel, head assembly untuk undisturbed sampling.
1.      Genset untuk pompa uji/packer test
2.    Shelby tube/tabung contoh
3.    Peralatan penduaaan geolistrik
4.    Peralatan pemboran tangan 
1)      Peralatan Hidrogeologi
2)      Peralatan lapangan untuk mendapatkan beberapa parameter langsung antara lain adalah:
Hidrometer, EC meter, Water Level Indikator, pH meter, Pelscale, Stopwatch, kantong atau botol sampel. 
o   Peralatan Laboratorium
Peralatan uji laboratorium diperlukan untuk uji sifat fisik (tanah dan batuan) serta uji sifat kimia (air). Antara lain adalah:
§  Alat uji fisik / mekanika tanah dan batuan: Berat
 isi/Density, Kadar air, Konsistensi/Atterberg Limits, Besar butir, 
Direct shear, Triaxial, Unconfined, Permeability tester, Slake 
Durability.
§  Alat Uji kimia/mutu air: PH Meter, EC meter, Spextrophoto meter, Flame photometer, AAS, AOX, Nano color filter photometer.
D.   PEKERJAAN KANTOR, DAN PELAPORAN
Evaluasi dan analisis data primer dan sekunder di kantor yang meliputi:
§  kondisi umum /regional daerah penyelidikan yang meliputi geografi, tataguna lahan, iklim, hidrologi, dan geologi. 
§  Analisis
 geologi teknik guna pengelompokan tanah/batuan menurut sifat keteknikan
 dan daya dukung tanah untuk berbagai penggunaan. 
§  Analisis keairan meliputi air permukaan dan hidrogeologi guna mengetahui potensi keairan, baik kualitatif maupun kuantitatif. 
§  Analisis
 geologi lingkungan untuk memperoleh arahan penggunaan lahan dan 
prakiraan dampak aktivitas penambangan dan rencana pengelolaannya 
§  Penyusunan laporan diskusi
Gambaran ruang lingkup dan keluaran/hasil penyelidikan geologi lingkungan dalam suatu kegiatan penambangan sbb:
1.    Lingkup penyelidikan: 
§ survei
 dan analisa geologi lingkungan yang meliputi aspek keairan (hidrologi 
dan hidrogeologi), aspek fisik, keteknikan dan sifat kimiawi 
tanah/batuan, aspek morfologi. 
§ analisa data sekunder: klimatologi, tataguna lahan, geodinamika dan bencana geologi.
2.    Keluaran / hasil penyelidikan yang diharapkan:
§  hasil analisis geologi lingkungan yang berupa
§  geometri akhir lubang bukaan tambang
§  stabilitas dinding bukaan tambang
§  stabilitas timbunan tanah penutup
§  permeabilitas tanah/batuan di lokasi rencana dumping area
§  pengaruh pasca tambang 
3.    Analisis lanjut dari    
Berupa kegiatan pasca penambangan yang terdiri sistem penimbunan tanah pucuk dan penutup, saluran pengering. 
E.   PELAKSANAAN PEKERJAAN
1.     Lingkup kegiatan penyelidikan:
§  aspek sifat fisik dan keteknikan tanah 
§  aspek keairan meliputi hidrologi dan hidrogeologi 
§  aspek morfologi
Data
 sekunder meliputi aspek-aspek: klimatologi, tataguna lahan, sifat 
kimiawi tanah dan batuan, geodinamika dan bencana geologi dengan 
ditunjang data sekunder untuk menunjang analisis.
2.     Keluaran yang diharapkan
Informasi-informasi
 geologi teknik, hidrologi dan hidrogeologi untuk menunjang: batas 
vertikal dan batas lateral bukaan tambang, stabilitas dinding bukaan 
tambang, permeabilitas tanah dan batuan, di rencana “dumping area”, unit
 pengolahan limbah.
Geologi
 lingkungan daerah penyelidikan, yang merupakan kompilasi dari 
informasi-informasi geologi teknik dan hidrogeologi/hidrologi.
Arahan
 reklamasi bekas tambang batubara yang berwawasan geologi lingkungan, 
antara lain mudah, murah serta sesuai dengan kehendak masyarakat sekitar
§  Prakiraan dampak yang mungkin timbul akibat aktivitas reklamasi
§  Dasar-dasar pengelolaan dampak reklamasi. 
Seluruh
 peta-peta yang menggambarkan hasil penyelidikan ini dituangkan dalam 
peta sekala 1 : 25.000 untuk daerah regional (daerah desa penyelidikan) 
dan peta sekala 1: 10.000 untuk daerah tambang bahan galian (lokasi 
tapak kerja atau site work) diantaranya peta tematik geologi teknik, dan
 peta geologi lingkungan.
 
Tidak ada komentar:
Posting Komentar