Peran Geologi dalam Pertambangan
Dalam
industri pertambangan, seseorang yang berprofesi sebagai ahli geologi
adalah yang bertugas untuk mencari, menghitung nilai ekonomis cadangan
bahan – bahan galian atas dasar data – data geologi yang dikumpulkannya
baik data permukaan bumi maupun bawah permukaan bumi. Data – data
geologi ini adalah data dasar yang sangat penting selain untuk mencari
dan menghitung cadangan, juga sangat penting dalam perencanaan tambang
itu sendiri.
Setelah
bahan galian ditemukan dan bernilai ekonomis, barulah bahan galian itu
dibongkar, dimuat dan diangkut. Inilah profesi tambang – ilmu tambang
yang sebenarnya. Jadi jelaslah bahwa profesi geologi adalah tenaga
eksplorasi sedangkan profesi tambang – ilmu tambang sebagai tenaga
eksploitasi.
Suatu
data geologi berisi data – data penting dan dapat diterjemahkan ke
dalam informasi yang dapat digunakan langsung untuk memecahkan persoalan
eksplorasi bahan galian, persoalan lingkungan maupun persoalan
keteknisan lainnya. Keadaan geologilah yang menentukan tingkat kesuburan
tanah untuk pertanian, banyaknya air yang bisa tersedia bagi kehidupan
sehari – hari, banyaknya minyak bumi, batubara dan energi lainnya,
banyaknya bahan galian / mineral untuk industri, bahan bangunan untuk
konstruksi dan juga ada tidaknya letusan gunung api, gerakan tanah,
longsor dan bencana alam lainnya yang mengancam keselamatan manusia.
Pentahapan Dalam Perencanaan Kegiatan Eksplorasi
1. Tahap Eksplorasi Pendahuluan
Menurut White (1997), dalam tahap eksplorasi pendahuluan ini tingkat ketelitian yang diperlukan masih kecil sehingga peta-peta
yang digunakan dalam eksplorasi pendahuluan juga berskala kecil 1 :
50.000 sampai 1 : 25.000. Adapun langkah-langkah yang dilakukan pada
tahap ini adalah :
a. Studi Literatur
Dalam
tahap ini, sebelum memilih lokasi-lokasi eksplorasi dilakukan studi
terhadap data dan peta-peta yang sudah ada (dari survei-survei
terdahulu), catatan-catatan lama, laporan-laporan temuan dll, lalu
dipilih daerah yang akan disurvei. Setelah pemilihan lokasi ditentukan
langkah berikutnya, studi faktor-faktorgeologi regional
dan provinsi metalografi dari peta geologi regional sangat penting
untuk memilih daerah eksplorasi, karena pembentukan endapan bahan galian
dipengaruhi dan tergantung pada proses-proses geologi yang pernah
terjadi, dan tanda-tandanya dapat dilihat di lapangan.
b. Survei Dan Pemetaan
Jika
peta dasar (peta topografi) dari daerah eksplorasi sudah tersedia, maka
survei dan pemetaan singkapan (outcrop) atau gejala geologi lainnya
sudah dapat dimulai (peta topografi skala 1 : 50.000 atau 1 : 25.000).
Tetapi jika belum ada, maka perlu dilakukan pemetaan topografi lebih
dahulu. Kalau di daerah tersebut sudah ada peta geologi, maka hal ini
sangat menguntungkan, karena survei bisa langsung ditujukan untuk
mencari tanda-tanda endapan yang dicari (singkapan), melengkapi peta
geologi dan mengambil conto dari singkapan-singkapan yang penting.
Selain singkapan-singkapan batuan pembawa bahan galian atau batubara (sasaran
langsung), yang perlu juga diperhatikan adalah perubahan/batas batuan,
orientasi lapisan batuan sedimen (jurus dan kemiringan), orientasi sesar
dan tanda-tanda lainnya. Hal-hal penting tersebut harus diplot pada
peta dasar dengan bantuan alat-alat seperti kompas geologi,
inklinometer, altimeter, serta tanda-tanda alami seperti bukit, lembah,
belokan sungai, jalan, kampung, dll. Dengan demikian peta geologi dapat
dilengkapi atau dibuat baru (peta singkapan).
Tanda-tanda
yang sudah diplot pada peta tersebut kemudian digabungkan dan dibuat
penampang tegak atau model penyebarannya (model geologi). Dengan model
geologi hepatitik tersebut kemudian dirancang pengambilan conto dengan
cara acak, pembuatan sumur uji (test pit), pembuatan paritan
(trenching), dan jika diperlukan dilakukan pemboran. Lokasi-lokasi
tersebut kemudian harus diplot dengan tepat di peta (dengan bantuan alat
ukur, teodolit, BTM, dll.).
Dari
kegiatan ini akan dihasilkan model geologi, model penyebaran endapan,
gambaran mengenai cadangan geologi, kadar awal, dll. dipakai untuk
menetapkan apakah daerah survei yang bersangkutan memberikan harapan
baik (prospek) atau tidak. Kalau daerah tersebut mempunyai prospek yang
baik maka dapat diteruskan dengan tahap eksplorasi selanjutnya.
2. Tahap Eksplorasi Detail
Setelah
tahapan eksplorasi pendahuluan diketahui bahwa cadangan yang ada
mempunyai prospek yang baik, maka diteruskan dengan tahap eksplorasi
detail (White, 1997). Kegiatan utama dalam tahap ini adalah sampling
dengan jarak yang lebih dekat (rapat), yaitu dengan memperbanyak sumur
uji atau lubang bor untuk mendapatkan data yang lebih teliti mengenai
penyebaran dan ketebalan cadangan (volume cadangan), penyebaran
kadar/kualitas secara mendatar maupun tegak. Dari
sampling yang rapat tersebut dihasilkan cadangan terhitung dengan
klasifikasi terukur, dengan kesalahan yang kecil (<20%), sehingga
dengan demikian perencanaan tambang yang dibuat menjadi lebih teliti dan
resiko dapat dihindarkan.
Pengetahuan
atau data yang lebih akurat mengenai kedalaman, ketebalan, kemiringan,
dan penyebaran cadangan secara 3-Dimensi (panjang-lebar-tebal) serta
data mengenai kekuatan batuan sampling, kondisi air tanah, dan
penyebaran struktur (kalau ada) akan sangat memudahkan perencanaan
kemajuan tambang, lebar/ukuran bahwa bukaan atau kemiringan lereng
tambang. Juga penting untuk merencanakan produksi bulanan/tahunan dan
pemilihan peralatan tambang maupun prioritas bantu lainnya.
3. Studi Kelayakan
Pada
tahap ini dibuat rencana peoduksi, rencana kemajuan tambang, metode
penambangan, perencanaan peralatan dan rencana investasi tambang. Dengan
melakukan analisis ekonomi berdasarkan model, biaya produksi penjualan
dan pemasaran maka dapatlah diketahui apakah cadangan bahan galian yang
bersangkutan dapat ditambang dengan menguntungkan atau tidak.
4. Tahapan eksplorasi tambang
Eksplorasi
adalah prospek seharusnya dilakuakan secara berurutan disesuaikan
dengan tingkatan perolehan data yang terdefinisi dan kegiatan tersebut
sebaiknya melibatkan tim gabungan yang terdiri dari geologist dan
explorer, mining enginering, chemist (untuk preparasi contoh).
Standar kegiatan eksplorasi diklasifikasikan dalamtingkatan sebagai berikut:
a. Tingkatan pra-eksplorasi
Secara
umum keadaan lapisan batubara/mineral pada areal prospek sudah
terindikasi dari hasil penelitian dengan memasukkan beberapa asumsi yang
layak seperti jumlah dan total ke dalam pemboran, kualitas dan potensi
secara komersial dari lapisan – lapisan batubara/mineral pada daerah
prospek tersebut. metodelogi dan perollehan data pda tingkat ini yaitu
peta geologi dan laporan.
· peta topografi skala besar(land-subdivision)
· serial foto satelitgeofisika udara
· pemboran minyak dan laporan metoda geofisika (bila ada)
· peta penerusan outcrop batubara
· analisa kimia contoh batuan dari outcrop
b. Eksplorasi tingkat 1 (regional assesment)
Pada
tingkat eksplorasi ini perolehan data menunjukan gambaran yang lebih
jelas mengenai geologi daerah prospek. penyebaran batubara dan kualitas
batubara serta ketebalan batubara yang akan ditambang (coal mining
section). metodologi dan perolehan data pada tingkat ini :
· pemetaan geologi regional sampai semi detail
· geofisika permukaan (suvei seismik refleksi)
· struktur areal foto
· photo geology dan imegery technique
· pemboran dengan jarak titik bor ≥ 500 m core dan noncore
· geofisika well logging
· analisa kimia contoh batubara dari pemboran dan outcrop
Eksplorasi
tingkat 1 ini dinyatakan cukup bila lapisa batubara dan kulaitasnya
secara skala potensi ekonomi telah dapat didefinisika, keputusan untuk
ketingkat 2bila memungkinkan peroleha data lebih lanjut untuk keperluan
penambangan atau menghentika kegiatan (termination)
c. Eksplorasi tingkat 3 (mine planning)
Penetapan
pada eksplorasi tiingkat ini adalah untuk mendapatkan informasi ekstra
mengenai data geologi yang diperlukan untuk penggambaran secara detil
rencana penambangan prepasasi desain tambang dan spesifikasi kualitas
pasar.Metode tahap eksplorasi ini adalah:
· pemboran
dengan jarak lebih detail menelusuri arah perlapisan batubara dengan
pola grid pemboran tertentu disesuaikan dengan kondisi dari hasil
eksplorasi tahap sebelumnya
· sifat
fisik batuan penutup (OB) seperti rippability, mechanical strength,
friability, blasting characteristics, cutting haracteristic dan
karakteristik kesatabilan lereng.
· kondisi
air permukaan dan bawah permukaan (surface & groumd water) misalnya
breakdown in water, permeability, water inflow dll
· penetapan lokasi areal tambang (detail desin tambang) denga spesifikasi kualitas batubara aterteentu
· perhitungan ongkos penambangan secar detail
d. Eksplorasi tingkat 4 (bulk sampling/or trial mining)
Tahap
eksplorasi tinggkat 4 adalah tahap untuk lebih meyakinkan dalam operasi
penmabangan khususnya sebagai penambangan percobaan (trial minig)
dimana sejumlah batubara digunakan untuk tes pembakaran atau tes
kelayakan kualitas dalam pemakaian baik untuk power station atau untuk
pabrik semen. tambang percobaan ditetatkan pada areal tertentu yang akan
memberikan indikasi kualitas baubara yang dapat mewakili blok-blok
areal yang akan ditambang pada konsesi tersebut. Kegiatan pada tahapan
ini :
· pemboran antara (infill drilling)
· penmabngan skala kecil
· melakuakn tes pembakaran
· detil rencana penambangan
· analisa ongkos produksi dan estimasi harga jual batubara
A. MANFAAT
Sasaran
lokasi kegiatan penyelidikan adalah daerah penambangan bersekala
kecil/tambang rakyat yang akan melakukan, sedang maupun yang telah
selesai melakukan penambangan bahan galian. Obyek penyelidikan utama
akan dilakukan pada daerah penambangan yang sedang atau memiliki
permasalahan lingkungan geofisik crusial. Sedangkan untuk lokasi yang
akan melakukan penambangan diharapkan dapat memberikan arahan atau
masukan maupun informasi cara penambangan yang baik dengan mengindahkan
faktor dampak lingkungan yang mungkin timbul.
Informasi
tersebut diataranya ialah geologi teknik, hidrogeologi untuk menunjang
batas vertikal dan batas lateral bukaan tambang, stabilitas dinding
bukaan tambang, daya dukung tanah dan batuan terhadap beban bangunan
fasilitas (infrastrukture), geologi lingkungan daerah penyelidikan, yang
merupakan kompilasi dari informasi-informasi geologi teknik dan
hidrogeologi/hidrologi, serta prakiraan dampak yang mungkin timbul
akibat aktivitas penambangan.
B. TAHAP PENYELIDIKAN
1) PERSIAPAN
Tahap
pekerjaan ini merupakan tahap pra-kegiatan, diantaranya melakukan
inventarisasi data sekunder, yaitu pengumpulan data sekunder dan studi
leteratur. Meliputi:
- laporan-laporan terdahulu yang ada
- interpretasi foto udara
- peta-peta :
· Peta topografi sekala 1:50.000 dan 1:10.000 (perbesaran)
· Peta geologi teknik daerah penyelidikan
· Persiapan peta dasar skala 1 : 50.000 dan sekala 1 : 10.000
- informasi penambangan
- rencana tata ruang
- kependudukan dan data statistik lainnya
- persiapan alat, administrasi, perizinan survei, penyusunan tenaga ahli.
- pengumpulan data sekunder, mobilisasi peralatan dan personil.
- Data tentang kegempaan sekitar daerah penyelidikan
- Data tentang kondisi iklim dan curah hujan
- Data penggunaan lahan daerah penelitian.
C. PEKERJAAN LAPANGAN
Pekerjaan lapangan yang dilaksanakan meliputi:
- Peninjauan (orientasi) kondisi umum daerah penyelidikan
- Pemetaan morfologi dan kemiringan lereng
- Pemetaan sebaran tanah dan batuan beserta fisik dan keteknikannya
- Pengamatan kemungkinan bahaya yang disebabkan oleh proses geologi, seperti banjir, erosi, longsoran.
- Pengamatan titik minatan air tanah (mata air) dan permukaan (sungai, genangan).
- Pengambilan contoh air sebanyak >6 labu.
- Pengambilan contoh tanah tidak terganggu dari tanah bawah permukaan untuk mengetahui sifat fisik dan keteknikan sebanyak 10 contoh.
- Pengumpulan data primer
- Studi evaluasi geologi lingkungan pada tahap operasi pelaksanaan penambangan bahan galian yang akan dilaksanakan meliputi penyelidikan
1. Aspek Hidrogeologi
Pengumpulan
data aspek hidrogeologi meliputi data primer dan data sekunder.
Pengamatan dilakukan langsung di daerah tapak kegiatan dan lokasi
sekitarnya yang diperkirakan terkena dampak kegiatan penambangan bahan
galian. Data primer diperoleh dengan cara melakukan:
- pendugaan geolistrik
- mengukur kedalaman muka air tanah
- mengukur dan memetakan mata air mengidentifikasi jenis litologi akuifer
- mengidentifikasi potensi/produktifitas akuifer
- mengukur kedalaman akuifer serta penyebarannya
- pengujian akuifer (pumping test)
- menentukan letak sumur pantau air tanah
- membuat sumur pantau air tanah
- menganalisis kimia dan fisika untuk kualitas air tanah dan permukaan
- menentukan daerah resapan (imbuh) air tanah
2. Aspek Geologi Teknik
Pengumpulan
data aspek geologi teknik meliputi data primer dan data sekunder.
Pengamatan dilakukan langsung di daerah tapak kegiatan dan lokasi
sekitarnya yang diperkirakan terkena dampak kegiatan penambangan bahan
galian. Data primer diperoleh dengan cara melakukan :
- pengambilan contoh tanah
- pemboran tangan
- pengujian sumur (test pit)
- mengamati geomorfologi dan perubahannya
- mengamati sifat fisik dan keteknikan tanah dan batuan
- mengukur ketebalan overburden
- mengamati kendala beraspek geologi (gerakan tanah, erosi, lempung mengembang, dan sedimentasi)
3. Aspek Geologi Lingkungan
Pengumpulan
data aspek geologi lingkungan meliputi data primer dan data sekunder.
Pengamatan dilakukan langsung di daerah tapak kegiatan dan lokasi
sekitarnya yang diperkirakan terkena dampak kegiatan penambangan bahan
galian. Data primer diperoleh dengan cara melakukan :
- mengidentifikasi tipe, jenis racun dan volume limbah serta tata letak bangunan limbah B3
- pengamatan lokasi pembuangan limbah
- pengamatan kuantitas dan kualitas pucuk tanah (top soil)
- mengidentifikasi lokasi penyimpanan dan rencana penanaman kembali (revegetasi)
- pengamatan lintasan transportasi
- mengidentifikasi tata ruang dan pengembangan wilayah setempat.
4. Aspek Tambang
Data
yang dikumpulkan meliputi aspek penambangan yang secara langsung dapat
menimbulkan dampak terhadap lingkungan geofisik pada wilayah penambangan
bahan galian dan sekitarnya meliputi:
- memperkirakan dan mengamati potensi tambang
- mengamati seluruh kegiatan penambangan pada areal penambangan
- mengamati teknik penambangan yang sedang berjalan
5. Aspek Ruang dan Lahan
Pengumpulan
data akan dilakukan melalui istansi terkait seperti Bappeda, BPN dan
instansi mulai tingkat Kabupaten dan Propinsi. Data yang dikumpulkan
meliputi rencana tata ruang wilayah Kabupaten, Propinsi, luas dan
penyebaran penggunaan lahan. Untuk melakukan regionalisasi daerah
dilakukan dengan analisis peta.
a. KUANTITAS PEKERJAAN LAPANGAN
Kegitan
survei lapangan dilaksanakan mulai dari….sampai……, meliputi pengumpulan
data primer dari aspek geologi lingkungan, geologi teknik,
hidrogeologi, dan perencanaan tata ruang. Survei lapangan yang berupa
kegiatan fisik terdiri dari:
- luas daerah yang dikaji
- pengamatan dan updating kondisi geologi setempat seluas
- pengamatan dan pengukuran kondisi hidrogeologi seluas
- pengamatan dan pengukuran aktifitas penambangan
- pengamatan tata guna lahan seluas
- pemboran dengan kedalaman 30 – 40 m, total kedalaman 150m.
- pembuatan sumur pantau 2.titik
- pemboran tangan 50 titik
- pengambilan contoh tanah/ batuan berjumlah 30 buah
- pengambilan contoh air tanah dangkal dan permukaan 25 buah
- pendugaan geolistrik sebanyak 50 titik
b. ANALISIS LABORATORIUM
-> Analisis
laboratorium terdiri dari analisis laboratorium mekanika tanah sebanyak
10 contoh tidak terganggu dan laboratorium pengujian air sebanyak 6
contoh.
Pengujian tanah dan batuan (Metode ASTM)
· sifat
indeks tanah meliputi: berat isi tanah, kadar air, berat jenis,
batas-batas atterberg, analisa ukuran butir, porositas, dan derajat
kejenuhan.
· pengujian
kuat geser tanah dengan metoda “direct shear” untuk material yang
berukuran kasar atau metoda “triaxial (uu)” (tidak terkonsolidasi dan
tidak terdrainase) untuk material tanah halus.
· sifat
indeks tanah yang terdiri dari analisa berat isi tanah, kadar air,
berat jenis, batas-batas Atterberg, ukuran butir, porositas, dan derajat
kejenuhan.
· sifat mekanik tanah yang perlu diuji adalah kuat tekan tanah.
Pengujian kualitas air (acuan :No.416/MENKES/PER/IX/1990)
-> pengujian sifat fisika air, meliputi
kekeruhan, warna, bau, rasa, daya hantar listrik, zat padat terlarut,
kimia air, pH, Kalsium, kesadahan, Magnesium, dll.
c. PERALATAN
Secara umum peralatan lapangan dan laboratorium yang digunakan:
o Peralatan untuk administrasi
komputer, printer, digitizer, scanner, photo copy, set plotter.
o Peralatan Pemetaan
GPS, Kompas Geologi (Shunto), Palu Geologi, Peta-peta Geologi/dasar, Peta topografi, alat tulis, kendaraan roda empat, kamera.
o Peralatan pemboran dan geofisik.
Bor teknik lengkap dengan peralatan SPT, singgle core barrel, head assembly untuk undisturbed sampling.
1. Genset untuk pompa uji/packer test
2. Shelby tube/tabung contoh
3. Peralatan penduaaan geolistrik
4. Peralatan pemboran tangan
1) Peralatan Hidrogeologi
2) Peralatan lapangan untuk mendapatkan beberapa parameter langsung antara lain adalah:
Hidrometer, EC meter, Water Level Indikator, pH meter, Pelscale, Stopwatch, kantong atau botol sampel.
o Peralatan Laboratorium
Peralatan uji laboratorium diperlukan untuk uji sifat fisik (tanah dan batuan) serta uji sifat kimia (air). Antara lain adalah:
§ Alat uji fisik / mekanika tanah dan batuan: Berat
isi/Density, Kadar air, Konsistensi/Atterberg Limits, Besar butir,
Direct shear, Triaxial, Unconfined, Permeability tester, Slake
Durability.
§ Alat Uji kimia/mutu air: PH Meter, EC meter, Spextrophoto meter, Flame photometer, AAS, AOX, Nano color filter photometer.
D. PEKERJAAN KANTOR, DAN PELAPORAN
Evaluasi dan analisis data primer dan sekunder di kantor yang meliputi:
§ kondisi umum /regional daerah penyelidikan yang meliputi geografi, tataguna lahan, iklim, hidrologi, dan geologi.
§ Analisis
geologi teknik guna pengelompokan tanah/batuan menurut sifat keteknikan
dan daya dukung tanah untuk berbagai penggunaan.
§ Analisis keairan meliputi air permukaan dan hidrogeologi guna mengetahui potensi keairan, baik kualitatif maupun kuantitatif.
§ Analisis
geologi lingkungan untuk memperoleh arahan penggunaan lahan dan
prakiraan dampak aktivitas penambangan dan rencana pengelolaannya
§ Penyusunan laporan diskusi
Gambaran ruang lingkup dan keluaran/hasil penyelidikan geologi lingkungan dalam suatu kegiatan penambangan sbb:
1. Lingkup penyelidikan:
§ survei
dan analisa geologi lingkungan yang meliputi aspek keairan (hidrologi
dan hidrogeologi), aspek fisik, keteknikan dan sifat kimiawi
tanah/batuan, aspek morfologi.
§ analisa data sekunder: klimatologi, tataguna lahan, geodinamika dan bencana geologi.
2. Keluaran / hasil penyelidikan yang diharapkan:
§ hasil analisis geologi lingkungan yang berupa
§ geometri akhir lubang bukaan tambang
§ stabilitas dinding bukaan tambang
§ stabilitas timbunan tanah penutup
§ permeabilitas tanah/batuan di lokasi rencana dumping area
§ pengaruh pasca tambang
3. Analisis lanjut dari
Berupa kegiatan pasca penambangan yang terdiri sistem penimbunan tanah pucuk dan penutup, saluran pengering.
E. PELAKSANAAN PEKERJAAN
1. Lingkup kegiatan penyelidikan:
§ aspek sifat fisik dan keteknikan tanah
§ aspek keairan meliputi hidrologi dan hidrogeologi
§ aspek morfologi
Data
sekunder meliputi aspek-aspek: klimatologi, tataguna lahan, sifat
kimiawi tanah dan batuan, geodinamika dan bencana geologi dengan
ditunjang data sekunder untuk menunjang analisis.
2. Keluaran yang diharapkan
Informasi-informasi
geologi teknik, hidrologi dan hidrogeologi untuk menunjang: batas
vertikal dan batas lateral bukaan tambang, stabilitas dinding bukaan
tambang, permeabilitas tanah dan batuan, di rencana “dumping area”, unit
pengolahan limbah.
Geologi
lingkungan daerah penyelidikan, yang merupakan kompilasi dari
informasi-informasi geologi teknik dan hidrogeologi/hidrologi.
Arahan
reklamasi bekas tambang batubara yang berwawasan geologi lingkungan,
antara lain mudah, murah serta sesuai dengan kehendak masyarakat sekitar
§ Prakiraan dampak yang mungkin timbul akibat aktivitas reklamasi
§ Dasar-dasar pengelolaan dampak reklamasi.
Seluruh
peta-peta yang menggambarkan hasil penyelidikan ini dituangkan dalam
peta sekala 1 : 25.000 untuk daerah regional (daerah desa penyelidikan)
dan peta sekala 1: 10.000 untuk daerah tambang bahan galian (lokasi
tapak kerja atau site work) diantaranya peta tematik geologi teknik, dan
peta geologi lingkungan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar