Perkembangan Ilmu Geologi
Keadaan bumi ini, termasuk material
penyusunnya dan proses‑proses yang terjadi pada bumi telah menjadi objek
studi beberapa abad lalu. Beberapa topik yang sangat menarik seperti
fosil, batumulia, gempabumi dan aktivitas gunungapi telah dipelajari di
Yunani lebih dari 2300 tahun lalu. Aristoteles merupakan filosof yang
terkenal sering mengeluarkan pendapatnya yang berhubungan dengan bumi,
meskipun pandangan‑pandangannya tentang bumi tidak Selalu didasari pada
suatu observasi dan eksperimen. Pendapatnya tentang bumi kadang‑kadang
hanya sekedar disampaikan walaupun tidak masuk akal, sehingga terkesan
asal‑asalan.
Aristoteles percaya bahwa
batuan yang menyusun bumi terbentuk dibawah pengaruh bintang‑bintang di
langit dan gempabumi muncul pada saat udara terkumpul di dalam tanah dan
dipanasi oleh sumber panas yang berasal dari pusat bumi. Kemudian
dikeluarkan dengan ledakan yang dahsyat. Ketika dikonfrontasikan dengan
fosil ikan yang dijumpai terdapat dalam batuan, Aristoteles mengatakan
bahwa sejumlah basar ikan hidup tak bergerak di dalam bumi dan akan
dijumpai jika dilakukan penggalian.
Walaupun penjelasan dan
pandangan Aristoteles telah cukup memadai pada masa itu, untuk menjawab
pertanyaan‑pertanyaan yang muncul mengenai keberadaan bumi kita ini,
mereka. terus menerus mencoba untuk menjelaskannya selama berabad-abad
dengan melakukan observasi dan percobaan. Hal ini dilakukan untuk
menolak pandangan‑pandangan dari Aristoteles yang pada waktu itu banyak
diantaranya sudah diterima oleh masyarakat, tetapi tidak bisa diterima
dengan akal manusia. Selanjutnya Frank D. Adams mengatakan dalam bukunya
The Birth and Development of the Geological Sciences (New York;
Dover, 1938) bahwa selama masa‑masa pertengahan, Aristoteles
dihormati sebagai kepala dan pimpinan dari semua filosof di Yunani dan
pendapatnya dalam bidang apapun, merupakan hasil akhir dan dijadikan
sebagai hukum.
Selama abad 17 dan 18, doktrin katastrofisme
sangat berpengaruh pada formulasi penjelasan tentang kedinamisan bumi.
Katastrofisme merupakan suatu faham yang mempercayai bahwa bentuk
permukaan bumi telah berkembang dengan pengaruh utama adalah katastrof
yaitu pengrusakan yang hebat dan terjadi dengan tiba‑tiba. Kenampakan
bentang alam seperti pegunungan dan lembah, yang saat ini diketahui
proses pembentukannya membutuhkan waktu yang lama, dijelaskan dengan
faham ini terbentuk sebagai akibat pengrusakan tiba‑tiba dan terus
menerus.
Lahirnya Ilmu Geologi Modern
Akhir
abad ke 18 merupakan awal dari lahirnya ihim geologi modem. James
Hutton seorang dokter dan petani dari Skotlandia merupakan orang
yang pertama kali memperkenalkan ilmu geologi modem. la mempublikasikan
teorinya tentang bumi dalam bukunya "Theory of the Earth". Dalam
buku tersebut James Hutton memperkenalkan prinsip "Uniformitarianism"
atau prinsip keragaman. Prinsip inilah yang kemudian merupakan
konsep dasar dalam mempelajari ilmu geologi modem. Secara ringkas pada
prinsip ini dikatakan bahwa hukum‑hukum fisika, kimia dan biologi yang
berlangsung sekarang ini juga terjadi pada waktu lampau. Jadi tenaga dan
proses‑proses yang terjadi pada bumi pada masa sekarang ini telah
terjadi sejak lama sekali, yaitu sejak terbentuknya bumi ini. Jadi untuk
mempelajari batuan yang terbentuk di masa lampau, kita harus memahami
tentang proses‑proses yang terjadi di masa sekarang termasuk juga hasil
atau akibat dari proses tersebut. Berdasarkan prinsip uniformitarism ini
kemudian muncul prinsip yang berbunyi masa kini merupakan
kunci masa lalu (The present is the key to the past).
Sebelum muncul teori
tentang bumi yang dikemukakan oleh James Hutton, belum ada yang dapat
membuktikan bahwa geologi berhubungan dengan periode waktu yang sangat
panjang. Sebaliknya Hutton dapat menjelaskan dengan bukti nyata bahwa
proses‑proses yang terjadi bagaimanapun lemah dan lambatnya. Apabila
terjadi pada waktu. yang lama dapat menghasilkan suatu perubahan yang
sama seperti yang dihasilkan oleh suatu proses yang dahsyat dan
tiba‑tiba.
Meskipun James Hutton dapat dikatakan sebagai orang
pertama yang mengemukaan prinsip dasar dalam ihnu geologi modern, tetapi
karena teori ditulis dalam bahasa yang sulit dimengerti dan tidak
dipublikasikan dengan luas, maka idenya tidak banyak diketahui oleh
masyarakat pada waktu itu. Adalah seorang geologiawan Inggris, Charles
Lyel, yang berjasa memperkenalkan dan menyebarluaskan prinsip dasar
dalam ihnu geologi modem tersebut. Antara tahun 1830 sampai 1872, Lyel
menghasilkan sebelas edisi buku Principles of Geology. Dalam buku
tersebut, Lyel mengilustrasikan dengan baik konsep‑konsep kesamaan dari
alam dengan waktu. Lyel juga memperlihatkan secara lebih meyakinkan
bahwa proses-proses geologi yang dapat diamati sekarang dapat berlaku
dan terjadi juga di masa yang lalu. Walaupun doktrin uniformitarianism
pertama kali tidak dikemukakan oleh Lyel tetapi beliaulah yang berhasil
memasyarakatkannya dengan luas. Penerimaan dari konsep dasar ini berarti
penerimaan tentang sejarah yang panjang dari bumi kita ini. Walaupun
prose‑proses yang terjadi pada bumi mempunyai intensitas yang sangat
bervariasi, tetapi memerlukan waktu yang lama untuk membentuk atau
merusakkan kenampakan utama dari bentang alampermukaan bumi.
Sebagai contoh, batuan yang
mengandung fosil atau sisa organisme yang hidup lebih dari 15 juta
tahun lalu, dijumpai pada puncak pegunungan yang tingginya 3000 meter di
atas permukaan laut sekarang ini. Ini berarti bahwa pegunungan itu
telah terangkat sekitar 3000 meter dalam waktu ± 15 juta tahun. Jadi
rata‑rata peningkatan permukaan bumi tersebut hanya sekitar 0.2
milimeter setiap tahun. Sedangkan rata‑rata proses, erosi yang terjadi
juga sangat kecil. Jadi memerlukan puluhan sampai jutaan tahun oleh alam
untuk membentuk pegunungan dan meratakannya kembali. Tetapi biarpun
waktu yang terus berjalan ini relatif pendek dalam sekala waktu geologi
(sejarah bumi), dari rekaman yang terdapat dalam batuan yang menyusun
bumi dapat terlihat bahwa bumi telah mengalami banyak siklus pembentukan
pegunungan dan erosi.
Sangat penting ‑untuk
diingat bahwa walaupun banyak kenampakan bantang alam fisik yang
kelihatan seperti tidak mengalami perubahan dalam kurun waktu puluhan
tahun, kita tetap mengamatinya, sebab bagaimanapun juga kesemuanya
mengalami perubahan dalam sekala. waktu yang berbeda‑beda, ratusan,
ribuan atau bahkan jutaan tahun.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar