GEOGRAFI TANAH INDONESIA
Sebagaimana kita ketahui, tanah selalu hadir dalam kehidupan kita,
suka maupun tidak suka. Tanah sepertinya halnya orang mempunyai sifat
fisik dan sikap yang berbeda-beda juga. Kok bisa? Kalau dilihat-lihat
kan tanah itu sama semua, mirip, paling cuman beda-beda warna aja. Itu
salah satu paradigma yang salah, tanah di dunia ini bermacam-macam
jenisnya. Salah satunya yang akan saya bahas adalah di Negara kita yang
tercinta ini, Indonesia.
Gambar diatas merupakan nama -nama jenis
tanah yang berada di Indonesia. Mari kita bahas satu persatu, jenis
klasfikasi yang diberi tanda kurung berdasarkan dudal supratohardjo dan
padanannya dalam Soil Taxonomy namun yang akan saya bahas hanya
berdasarkan Soil Taxonomy :
1. Entisol
Ciri-ciri :
A. Tanah yang baru berkembang
B. Belum ada perkembangan horison tanah
C. Meliputi tanah-tanah yang berada di atas batuan induk
D. Termasuk tanah yang berkembang dari bahan baru
A. Tanah yang baru berkembang
B. Belum ada perkembangan horison tanah
C. Meliputi tanah-tanah yang berada di atas batuan induk
D. Termasuk tanah yang berkembang dari bahan baru
Mencakup kelompok tanah alluvial, regosol
dan litosol dalam klasifikasi dudal-supratohardjo. Tipe ini di sepanjang
aliran besar merupakan campuran mengandung banyak hara tanaman sehingga
dianggap subur. Tanah Entisol di Indonesia umumnya memberi hasil
produksi padi (misalnya : Kerawang, Indramayu, delta Brantas), palawija,
tebu (Surabaya). Entisol yang berasal dari abu-volkanik hasil erupsi
yang dikeluarkan gunung-gunung berapi berupa debu, pasir, kerikil, batu
bom dan lapili. Selain itu berasal dari gunduk pasir yang terjadi di
sepanjang pantai, misalnya diantara Cilacap dan Parangtritis (selatan
Yogyakarta), dan Kerawang.
2. Inceptisol
Ciri2 :
A. Ada horizon kambik , dimana terdapat horizon penumpukan liat <20% dari horizon diatasnya.
B. Tanah yang mulai berkembang tetapi belum matang yang ditandai oleh perkembangan profil yang lebih lemah.
C. Mencakup tanah sulfat masam (Sulfaquept) yang mengandung horison sulfurik yang sangat masam, tanah sawah(aquept) dan tanah latosol
Daerah penyebaran tanah jenis ini: Sumatera, Jawa, Kalimantan. Sebagain besar tanah ini ditanami palawija (jawa) dan hutan/semak belukar (sumatera dan Kalimantan)
A. Ada horizon kambik , dimana terdapat horizon penumpukan liat <20% dari horizon diatasnya.
B. Tanah yang mulai berkembang tetapi belum matang yang ditandai oleh perkembangan profil yang lebih lemah.
C. Mencakup tanah sulfat masam (Sulfaquept) yang mengandung horison sulfurik yang sangat masam, tanah sawah(aquept) dan tanah latosol
Daerah penyebaran tanah jenis ini: Sumatera, Jawa, Kalimantan. Sebagain besar tanah ini ditanami palawija (jawa) dan hutan/semak belukar (sumatera dan Kalimantan)
3. Ultisol
Ciri-ciri :
A. Kandungan bahan organik, kenjenuhan basa dan pH rendah (pH 4,2-4,8).
B. Terjadi proses podsolisasi: proses pecucian bahan organik dan seskuioksida dimana terjadi penimbunan Fe dan Al dan Si tercui.
C. Bahan induk seringkali berbecak kuning, merah dan kelabu tak begitu dalam tersusun atas batuan bersilika, batu lapis, batu pasir, dan batu liat.
D. Terbentuk dalam daerah iklim seperti Latosol, perbedaan karena bahan induk : Latosol terutama berasal dari batuan volkanik basa dan intermediate, sedang tanah Ultisol berasal dari batuan beku dan tuff.
Tanah yang paling luas penyebarannya di Indonesia: Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Papua, dan sebagian Jawa . sebaiknya tanah ini dihutankan atau untuk perkebunan seperti : kelapa sawit, karet dan nanas.
A. Kandungan bahan organik, kenjenuhan basa dan pH rendah (pH 4,2-4,8).
B. Terjadi proses podsolisasi: proses pecucian bahan organik dan seskuioksida dimana terjadi penimbunan Fe dan Al dan Si tercui.
C. Bahan induk seringkali berbecak kuning, merah dan kelabu tak begitu dalam tersusun atas batuan bersilika, batu lapis, batu pasir, dan batu liat.
D. Terbentuk dalam daerah iklim seperti Latosol, perbedaan karena bahan induk : Latosol terutama berasal dari batuan volkanik basa dan intermediate, sedang tanah Ultisol berasal dari batuan beku dan tuff.
Tanah yang paling luas penyebarannya di Indonesia: Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Papua, dan sebagian Jawa . sebaiknya tanah ini dihutankan atau untuk perkebunan seperti : kelapa sawit, karet dan nanas.
4. Oxisol
Ciri-ciri :
A. solum yang dangkal, kurang dari 1 meter
B. kaya akan seskuioksida yang telah mengalami pelapukan lanjut
C. adanya horizon oksik pada kedalaman kurang dari 1,5 m
D. susunan horison A, B, dan C dengan horizon B spesifik berwarna merah kuning sampai kuning coklat dan bertekstur paling halus liat
E. mengandung konkresi Fe/Mn lapisan kuarsa.
Banyak digunakan untuk perladangan, pertanian subsisten pengembalaan dengan intensitas rendah, dan perkebunan yang intensif seperti perkebunan tebu, nanas, pisang dan kopi.
A. solum yang dangkal, kurang dari 1 meter
B. kaya akan seskuioksida yang telah mengalami pelapukan lanjut
C. adanya horizon oksik pada kedalaman kurang dari 1,5 m
D. susunan horison A, B, dan C dengan horizon B spesifik berwarna merah kuning sampai kuning coklat dan bertekstur paling halus liat
E. mengandung konkresi Fe/Mn lapisan kuarsa.
Banyak digunakan untuk perladangan, pertanian subsisten pengembalaan dengan intensitas rendah, dan perkebunan yang intensif seperti perkebunan tebu, nanas, pisang dan kopi.
5. Vertisol
Ciri-ciri :
A. Tanpa horizon eluviasi dan iluviasi
B. Koefisien mengembang dan mengerut tinggi jika dirubah kadar airnya
C. Bahan induk basaltic atau berkapur
D. Mikroreliefnya gilgei
E. Konsistensi luar biasa plastis
Di Indonesia jenis tanah ini terbentuk pada tempat-tempat yang tingginya tidak lebih dari 300 meter di atas muka laut dengan topografi agak bergelombang sampai berbukit, temperatur tahunan rata-rata 25oC dengan curah hujan kurang dari 2500 mm dan pergantian musim hujan dan kemarau nyata.Kandungan bahan organik umumnya antara 1,5-4%. Warna tanah dipengaruhi oleh jumlah humus dan kadar kapur. Di pulau jawa banyak digunakan untuk lahan pertanian padi sawah.
A. Tanpa horizon eluviasi dan iluviasi
B. Koefisien mengembang dan mengerut tinggi jika dirubah kadar airnya
C. Bahan induk basaltic atau berkapur
D. Mikroreliefnya gilgei
E. Konsistensi luar biasa plastis
Di Indonesia jenis tanah ini terbentuk pada tempat-tempat yang tingginya tidak lebih dari 300 meter di atas muka laut dengan topografi agak bergelombang sampai berbukit, temperatur tahunan rata-rata 25oC dengan curah hujan kurang dari 2500 mm dan pergantian musim hujan dan kemarau nyata.Kandungan bahan organik umumnya antara 1,5-4%. Warna tanah dipengaruhi oleh jumlah humus dan kadar kapur. Di pulau jawa banyak digunakan untuk lahan pertanian padi sawah.
6. Histosol /gambut
Ciri-ciri :
A. Memiliki epipedon histik, yaitu epipedon yang mengandung bahan
organik sedemikian banyaknya, sehingga tidak mengalami perkembangan
profil ke arah terbentuknya horison-horison yang berbeda.B. Warna coklat kelam sampai hitam, berkadar air tinggi dan bereaksi asam (pH3-5)
Gambut ombrogen meliputi hampir seperlima Sumatra, meluas sepanjang pantai Malaya, Kalimantan, dan pantai selatan Irian Jaya. Gambut ombrogen juga terdapat di Bangka Selatan, dimana pasir putih bumi mengendap sebelum mencapai laut membentuk berselang berselang-seling daerah deperesi bekas cabang sungai yang di tumbuhi flora khusus.
Gambut topogen terbentuk dalam topografik di rawa-rawa baik di dataran rendah maupun di pegunungan tinggi. Gambut ini meluas di Rawa Lakbok, Pangandaran, Rawa Pening, Jatiroto, Tanah Payau, di Deli (Sumatra) dan danau-danau di Kalimantan Selatan.