Suksesi
Seiring bertambahnya waktu,
perlahan-lahan suatu ekosistem akan mengalami perubahan dari kondisi
semula. Perubahan-perubahan yang terjadi tersebut sangat mudah untuk
diamati dan biasanya dalam perubahan itu terdapat pergantian komunitas
dalam ekosistem tersebut.
Proses perubahan ekosistem dalam kurun
waktu tertentu menuju ke arah lingkungan yang lebih teratur dan stabil
itulah yang disebut sebagai suksesi. Proses suksesi akan berakhir
apabila lingkungan tersebut telah mencapai keadaan yang stabil atau
telah mencapai klimaks. Ekosistem yang klimaks dapat dikatakan telah
memiliki homeostatis, sehingga mampu mempertahankan kestabilan
internalnya.
Dalam suksesi dikenal suksesi primer dan suksesi sekunder,
perbedaan antara keduanya terletak pada kondisi habitat pada awal
proses suksesi terjadi. Rangkaian suksesinya sebagai berikut:
Mula-mula daerah tersebut gersang dan
tandus. Setelah beberapa saat tanah akan ditumbuhi oleh tumbuhan
perintis, misalnya lumut kerak. Tumbuhan perintis ini akan menggemburkan
tanah, sehingga tanah dapat ditumbuhi rumput-rumputan yang tahan
kekeringan. Setelah rumput-rumput ini tumbuh dengan suburnya, tanah akan
makin gembur karena akar-akar rumput dapat menembus dan melapukan
tanah, juga karena rumput yang mati akan mengundang datangnya dekomposer
(pengurai) untuk menguraikan sisa tumbuhan yang mati.
Dengan semakin subur dan gemburnya tanah
maka biji-biji semak yang terbawa dari luar daerah itu akan tumbuh,
sehingga proses pelapukkan akan semakin banyak. Dengan makin gemburnya
tanah, pohon-pohon akan mulai tumbuh. Kehadiran pohon-pohon akan
mendesak kehidupan rumput dan semak sehingga akhirnya tanah akan
didominasi oleh pepohonan.
Sejalan dengan perubahan vegetasi,
hewan-hewan yang menghuni daerah tersebut juga mengalami perubahan
tergantung pada perubahan jenis vegetasi yang ada. Ada hewan yang datang
dan ada hewan yang pergi. Komunitas klimaks yang terbentuk dapat berupa
komunitas yang homogen, tapi dapat juga komunitas yang heterogen.
Contoh komunitas klimaks homogen adalah hutan pinus, hutan jati. Contoh
komunitas klimaks yang heterogen misalnya hutan hujan tropis.
Faktor yang memengaruhi proses suksesi, yaitu:
1. Luasnya habitat asal yang mengalami kerusakan.
2. Jenis-jenis tumbuhan di sekitar ekosistem yang terganggu.
3. Kecepatan pemencaran biji atau benih dalam ekosistem tersebut.
4. Iklim, terutama arah dan kecepatan angin yang membawa biji, spora.
dan benih lain serta curah hujan yang sangat berpengaruh dalam
proses perkecambahan.
5. Jenis substrat baru yang terbentuk.
1. Luasnya habitat asal yang mengalami kerusakan.
2. Jenis-jenis tumbuhan di sekitar ekosistem yang terganggu.
3. Kecepatan pemencaran biji atau benih dalam ekosistem tersebut.
4. Iklim, terutama arah dan kecepatan angin yang membawa biji, spora.
dan benih lain serta curah hujan yang sangat berpengaruh dalam
proses perkecambahan.
5. Jenis substrat baru yang terbentuk.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar